SINGARAJA, HUMAS – Program Studi (Prodi) Filsafat Hindu, Jurusan Brahma Widya bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) menggelar kegiatan Tarkavada. Sebuah kegiatan diskusi adu argumentasi antar mahasiswa Prodi Filsafat Hindu Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan Singaraja.
Kaprodi Filsafat Hindu I Made Gami Sandi Untara, S.Fil.H., M.Ag menjelaskan, “Tarkavada” berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu Tarka yang artinya diskusi atau ilmu pengetahuan logika dan Vada berarti pernyataan. Sehingga Tarkavada merupakan ilmu diskusi atau ilmu pengetahuan untuk mengetahui kebenaran mengenai agama Hindu. Nyāya Darśana secara umum juga dikenal sebagai Tarkavāda sebab, Nyāya mengandung Tarka-vidyā (ilmu perdebatan) dan Vāda-vidyā (ilmu diskusi). Hal ini menunjukkan bahwa dengan dialog, pengetahuan tentang kebenaran juga dapat diperoleh.
“Bahkan dialog, diskusi, dan debat menjadi sebuah kewajiban dalam memperoleh suatu ilmu. Karena dengan adanya debat atau diskusi, kita bisa saling bertukar informasi dan ilmu pengetahuan satu sama lain sehingga dalam memahami ajaran agama akan lebih mudah,” jelasnya.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk kegiatan aktualisasi pelatihan dasar (latsar) CPNS Ni Luh Putu Yuliani Dewi, M.Ag. salah satu dosen di Prodi Filsafat Hindu. Dikemas secara luring dan daring, kegiatan Tarkavada berlangsung selama tiga sesi, yaitu pada tanggal 1, 2, dan 8 Oktober 2021. Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini adalah mahasiswa Prodi Filsafat Hindu semester I sampai dengan semester V.
Sementara untuk tema diskusi yang dibahas pada Tarkavada Session I adalah statement dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan tentang Bali sudah 95% memakai masker namun masih ada perayaan agama yang berlebihan. Pada Tarkavada Session II mengangkat tema fenomena hedonisme masyarakat Hindu di Bali. Dan terkahir pada Tarkavada Session III mengenai ajaran Aje Wera yang mana hanya orang tertentu yang boleh mempelajari Veda.
“Bentuk diskusi dikemas dalam bentuk debat yang mana peserta dibagi menjadi team pro dan kontra yang kemudian dibantu oleh dosen sebagai mediatornya,” ujar Gami.
“Kegiatan Tarkavada ini akan menjadi agenda kegiatan rutin mahasiswa Prodi Filsafat Hindu yang nantinya akan dikelola langsung oleh adik-adik HMPS Filsafat Hindu,” imbuhnya. (hms)