SINGARAJA, HUMAS – STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja berhasil meraih dua gelar juara dalam kegiatan Jnana Dharma Digital yang digelar Universitas Lampung. Dengan hasil itu, STAHN Mpu Kuturan berhak atas gelar Juara Umum dan membawa Piala Bergilir.
Dua gelar juara yang berhasil diraih yakni Juara 1 Lomba Dharma Wacana Milenial yang diraih Kadek Sathya Kori Mancika dan juara 2 lomba Cover Lagu Rohani oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Musik. Kini, STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja harus mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi dalam ajang yang sama di tahun berikutnya. Pasalnya, untuk mendapatkan piala tersebut sebagai piala tetap, harus mendapatkan gelar juara umum tiga kali berturut-turut.
Sesuai dengan tema yang diusung yakni “Wanita Dalam Perspektif Hindu”, Kadek Sathya Kori Mancika kemudian mengangkat tema Wanita Hindu Bermartabat Untuk Generasi Yang Hebat sebagai materi dalam dharma wacananya. Materi itulah yang mengantarkannya sebagai juara.
“Kori lihat sekarang banyak sekali kasus-kasus yang marak terjadi terutama yang menyangkut tentang harga diri seorang wanita seperti kekerasan terhadap perempuan, pelecehan seksual, dan sebagainya. Jadi lewat dharma wacana ini Kori memberikan sedikit pemahaman bahwa wanita tak pantas dan tak layak merasakan hal tersebut,” jelas Kori.
Melalui dharma wacana itu juga, perempuan kelahiran Tejakula, 21 Januari 2003 itu ingin menyampaikan bahwa peran perempuan dalam kehidupan itu sangatlah penting. Maka dari itu, sudah sepantasnya seorang perempuan itu untuk dimuliakan, tanpa mengenyampungkan peran seorang laki-laki.
“Tentunya wanita itu harus dihargai dan dihormati, mengapa demikian? Karna wanita sangat berperan penting dalam kehidupan terutama dalam melahirkan generasi yang hebat kedepannya,” ujarnya.
Secara terpisah, Ketua STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja Dr. I Gede Suwindia memberi apresiasi atas prestasi yang telah diraih mahasiswa. Menurutnya, mahasiswa-mahasiswi yang sudah berhasil menorehkan prestasi membanggakan untuk lembaga, hendaknya bisa menggetuktularkan kapada adik-adik kelas. Sehingga estafet prestasi tidak pernah terputus.
“Yang terpenting sekrang adalah bagaimana adik-adik juniornya bisa meniru kakak tingkatnya yang sudah berprestasi. Regenerasi itu jelas menjadi penting, untuk bisa selalu mengharumkan nama lembaga. Jangan pernah berpuas diri, dan terus asah kemampuan dengan mengikuti berbagai lomba, itu adalah kuncinya,” pesan Suwindia. (hms)