Pura Agung Mpu Kuturan Dipelaspas

Refleksi Akhir Tahun: Pembangunan Fisik Berlari, Prestasi Mahasiswa Meroket
December 12, 2021
BEM STAHN Mpu Kuturan Gelar Dharma Wacana
December 24, 2021

Ketua Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja Dr. Gede Suwindia, S.Ag, M.A, didampingi Ida Bagus Wika Krishna selaku Pengrajeg Karya Melaspas Alit melaksanakan proses pengguntingan pita sebagai tanda perespian Pura Agung Mpu Kuturan, Sabtu 18 Desember 2021

SINGARAJA, HUMAS – Pelaksanaan Pembangunan Pura Agung Mpu Kuturan tahap pertama telah dinyatakan tuntas. Pura yang berlokasi di areal Kampus STAHN Mpu Kuturan Jalan Pulau Menjangan, Banyuning ini akhirnya dipelapsas pada Sabtu (18/12) bertepatan pada Purnama Sasih Kapitu.

Prosesi pemelaspasan Pura yang nantinya akan dimanfaatkan sebagai Lab Praktik Keagamaan tersebut, juga diwarnai dengan proses pengguntingan pita dan penandatanganan Prasasti oleh Ketua Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja Dr. Gede Suwindia, S.Ag, M.A, didampingi Ida Bagus Wika Krishna selaku Pengrajeg Karya Melaspas Alit.

Gede Suwindia, mengatakan pembangunan tahap pertama Lab Praktik Keagamaan ini sudah tuntas dilakukan sesuai dengan kontrak kerja. Rencananya, tahun 2022 mendatang akan dilaksanakan pembangunan tahap kedua berupa paket pengerjaan pengukiran bangunan parahyangan.

“Setelah tuntas dibangun, kami melaksanakan upacara Melaspas Alit Parahyangan Pura Agung Mpu Kuturan. Dan disucikan agar bisa dilaksanakan aktifitas ritual bagi seluruh sivitas akademika Mpu Kuturan,” jelasnya.

Dikatakan Suwindia, secara struktur bangunan, Pura Agung Mpu Kuturan ini mengadopsi gaya khas Bali Utara. Mulai dari penggunaan Paras Abasan yang berasal dari Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, hingga rencana proses pengukiran bangunan. Rencananya, Pura Agung tersebut akan berhiaskan ukiran Khas Buleleng.

“Kami bertekad melestarikan Budaya Bali Utara dengan ukiran khas Buleleng yang diejawantahkan ke dalam bentuk parahyangan di Mpu Kuturan Singaraja. Semoga bisa menjadi sumber inspirasi bagaimana konsep ukiran khas Bali Utara itu,” ungkapnya.

Sementara itu, Pengrajeg Karya Melaspas Alit, Ida Bagus Wika Krishna, S.Ag, M.Si mengatakan keberadaan  Pura Agung Mpu Kuturan akan menjadi pusat keagamaan spiritualistas bagi seluruh sivitas akademika Mpu Kuturan Singaraja.

Ritual melaspas alit sebut Gus Wika sudah diawali dengan upacara nuur tirta ke sejumlah pura. Seperti Pura Silayukti Karangasem, Pura Samuan Tiga Gianyar dan Pura Kahyangan Tiga di wilayah Banyuning beberapa waktu lalu.

Puncaknya pada Purnama Kenem dilaksanakan prosesi mecaru Rsi Gana dan Melaspas Alit.“Upacara mecaru Rsi Gana dan Melaspas alit tujuannya menyucikan areal STAHN Mpu Kuturan Singaraja,” paparnya.

Di sisi lain, dalam waktu bersamaan juga dilaksanakan Upacara Upanayana atau pawintenan yang dilaksnakan kepada sekitar 400 orang mahasiswa baru yang berasal dari 11 prodi. Ketua Panitia Upanayana, Ida Bagus Gede Paramita, M.Si menyebutkan Upanayana bertujuan untuk proses penyucian bagi mashasiswa baru sebelum menuntut ilmu.

“Acaranya memang dilaksanakan di awal tahun ajaran. Namun,  karena kondisi pandemi, maka kegiatan ini baru dilaksanakan pada akhir tahun 2021. Kami sudah memohon ijin di intastansi berwenang, dan menaati protokol kesehatan. Kami sudah membagi mahasiswa dengan beberapa sesi sehingga bisa mengantisipasi kerumunan,” singkatnya. (hms)

Comments are closed.