SINGARAJA, HUMAS – Peningkatan Sradha dan Bhakti merupakan tujuan pembelajaran Agama Hindu, melalui implementasi Tattwa dan Susila serta penerapan ajaran acara. Maka dari itu, perlu dilaksanakan penyeimbangan antara perolehan ilmu yang didapat di dunia pendidikan serta penerapan dalam keseharian.
Wujud implementasi pengetahuan keagamaan itu dilakukan Prodi Teologi Hindu STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja dengan pelaksanaan Tirta Yatra ke 4 Pura Kahyangan di wilayah Gianyar Jumat, 15 April 2022. Selain lebih mengenal kultur pura-pura yang di kunjungi, juga lebih memahami berbagai kearifan lokal setempat. Pelaksanaan tirta yatra pun sesungguhnya perbuatan Yajna yang sangat mulia yakni perjalanan suci menuju tempat suci dan tempat bersejarah termuat dalam Sarasamuscaya 279.
Ketua HMPS Teologi Hindu Gusti Bagus Swiyastrawan menjelaskan, terdapat beberapa pura yang dituju untuk melakukan persembahyangan. Dimulai dari Pura Tirta Empul untuk melaksanakan penglukatan, dilanjutkan ke Pura Gunung Kawi untuk mengenal sejarah peradaban di wilayah Gunung Kawi, dilanjutkan ke Pura Penataran Sasih Pejeng, dan terakhir di Pura Samuan Tiga Gianyar.
“Program Tirta Yatra ini seyogyanya akan dilaksnakan secara berkelanjutan untuk mengenal Pura-Pura Kahyangan Jagat yang ada di Pulau Bali kepada mahasiswa Prodi Teologi Hindu. Terlebih ada banyak mahasiswa yang berasal dari luar Pulau Bali,“ jelasnya.
Sementara itu, Kaprodi Teologi Hindu I Wayan Titra Gunawijaya, S.Fil.H., M.Ag mengatakan, keutamaan dari Tirta Yatra itu amatlah suci, bahkan lebih utama dari pelaksanaan yadnya. Tirtayatra tidak memandang orang dalam status sosialnya, namun lebih berdasar kepada rasa bhakti yang tulus ikhlas dan sungguh-sungguh.
“Tirta yatra juga dapat meningkatkan pengendalian diri serta mengimplementasikan pengetahuan yang di peroleh di bangku kuliah. Sehingga dengan dilaksanakannya tirta yatra ini diharapkan dapat meningkatkan keyakinan/sradha sekaligus meningkatkan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa,” ujarnya. (hms)