SINGARAJA, HUMAS – Prodi Pendidikan Agama Hindu STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja menggelar Pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan yang dirangkaikan dengan Hari Kartini berlangsung 21 dan 22 April di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak.
Melibatkan 22 peserta, program pengabdian menyajikan materi dengan tema penanaman nilai susila, pemertahanan sradha dan bakti, pembentukan dan pendidikan karakter, penanaman nilai toleransi umat beragama, penanaman ritual agama, peningkatan bakti seni keagaman Hindu, dan Dharma Gita.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat Dr. I Nyoman Miarta Putra M. Ag dalam sambutannya menjelaskan, kegiatan Pengabdian kepada masyarakat merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan tinggi, selain pengajaran dan penelitian. Dimana Tri Dharma Perguruan tinggi adalah tujuan yang harus dicapai oleh Perguruan tinggi.
Menurutnya, kegiatan pengabdian kepada masyarakat di laksanakan dengan tujuan untuk menguatkan dan meningkatkan pondasi beragama dalam masyarakat di tengah derasnya perkembangan zaman. “Penguatan tersebut dilakukan dengan memberikan pemahaman, pembinaan dan pelatihan dalam upaya untuk melestarikan budaya agama Hindu,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pengabdian Kepada Masyarakat Program Studi Pendidikan Agama Hindu Ni Rai Vivien Pitriani M.Pd.H mengatakan, pengabdian kepada masyarakat merupakan suatu bentuk implementasi dari bidang keilmuan dosen yang disampaikan kepada masyarakat, untuk nantinya dapat dimanfaatkan dalam upaya membangun bangsa dan negara diberbagai sector.
“Karena sebuah Perguruan Tinggi seyogyanya dapat menghasilkan generasi-generasi muda dan orang-orang terpelajar yang mempunyai semangat yang tinggi, kreativitas, inovatif, mandiri, dan berkarakter serta mempunyai daya saing yang tinggi agar tidak tergerus oleh perkembangan jaman,” ujarnya.
Dalam pelaksanaan ajaran Agama Hindu lanjyt Vivien, wanita memiliki peran yg sangat penting dalam upacara keagamaan. Wanita tidak hanya menanamkan nilai pendidikan untuk membentuk karakter anak, namun juga sebagai pelaksana langsung dari upacara yadnya khususnya wanita Hindu di Bali.
“Oleh karena itu sangat penting bagi wanita untuk diberikan edukasi tentang nilai-nilai Luhur pendidikan Hindu untuk dapat difungsikan tidak hanya dilingkungan keluarga tetapi juga dimasyarakat. Agar penciri khusus daripada agama Hindu itu tetap eksis baik dari ritual maupun budayanya ditengah himpitan daripada eksistensi umat lain,” pungkasnya. (hms)