Prodi Filsafat Hind Gelar Pengabdian, Siap Terlibat Pengembangan Taman Gumi Banten Wanagiri

Penyelarasan Pagu Anggaran 2022, STAH Negeri Mpu Kuturan Menuju Green Art Smart Campus
October 1, 2021
Tanamkan Spirit Berbagi, Dharma Duta Gelar Ratam di LKSA
October 4, 2021

SINGARAJA, HUMAS – Prodi Filsafat Hindu, Jurusan Brahmawidya, Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan melaksanakan pengabdian Masyarakat di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada Rabu, 29 September 2021.

Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat berlangsung di Kantor Desa setempat, yang ddihadiri Aparat Desa, dan beberapa warga dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat. Pengabdian dilaksanakan dengan tujuan untuk mendekatkan ajaran Filsafat Hindu kepada masyarakat dan juga memulihkan kondisi masyarakat dari pandemi Covid 19 dengan memberikan bantuan protokol kesehatan seperti handsanitiser, masker, dan hand soap.

“Kegiatan pengabdian ini akan berkelanjutan dengan berdiskusi terkait ajaran agama hindu dan filsafat hindu, tentunya memperhatikan potensi dari desa Wanagiri,” jelas Ketua Panitia I Putu Ariyasa Dharmawan.

Sementara itu, Perbekel Desa Wanagiri, Made Suparanton mengapresiasi kegiatan pengabdian masyarakat tersebut. Terlebih Prodi Filsafat Hindu STAH Negeri Stahn Mpu Kuturan Singaraja telah percaya dan memilih Desa Wanagiri sebagai lokasi pengabdian.

Menurutnya, Desa Wanagiri memiliki banyak potensi wisata, seperti air terjun, view atas danau buyan, dan memiliki areal Taman Gumi Banten yang akan menjadi potensi museum tumbuhan, seperti tumbuhan upakara, usada, kebutuhan sehari-hari, dan juga tumbuhan sebagai bahan bangunan, yang telah banyak dikunjungi oleh akademisi berbagai universitas.

“Harapan kami STAHN mampu mengembangkan taman gumi banten dalam dasar filosofi tanaman,” ucapnya.

Sementara itu, salah seorang Dosen Nyoman Suka Ardiyasa mengatakan, untuk membangun taman gumi banten harus ada roadmap potensi taman gumi banten, seperti potensi tanaman yang layak dan cocok ditaman dengan kondisi geografis desa wanagiri.

“Kedepan setelah ditata semoga taman gumi banten bisa menjadi museum hidup tamaman untuk upakara dan usada,” ujarnya. (hms)

Comments are closed.