Pengabdian Masyarakat Pasca Sarjana STAHN, Multikulturalisme Wujud Spirit Kedamaian

STAHN Jalin Kerjasama Dengan PMI Buleleng
April 16, 2021
Kontestasi Berakhir, Oka-Bayu Terpilih Sebagai Ketua dan Wakil Ketua BEM STAHN
April 18, 2021

Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja Dr. I gede Suwindia, M.A menyerahkan sertifikat kepada Ketua Dekranasda Buleleng Ny. Aries Sujati Suradnyana yang hadir menjadi pembicara dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat Prodi Pasca Sarjana, STAHN Mpu Kuturan Singaraja di Kecamatan Seririt, Sabtu 17 April 2021.

SINGARAJA, HUMAS – Program Studi Pasca Sarjana, Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan Singaraja menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di Pura Padmasana, Desa Adat Seririt, Kecamatan Seririt Sabtu, 17 April 2021.

Kegiatan tersebut melibatkan Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) dan juga Pinandita serta Jro Mangku di Desa Adat setempat, yang dibuka Ketua STAH Negeri Mpu Kutusan Singaraja Dr. I Gede Suwindia, M.A. Kegiatan juga dihadiri Camat Seririt Nyoman Agus Tri Kartika Yuda, serta beberapa Prajuru Desa Adat Seririt.

Ketua STAH Negeri Mpu Kuturan Gede Suwindia yang juga tampil sebagai pembiicara dalam kegiatan itu menjelaskan, kegiatan pengabdian masyarakat kali ini digelar dalam konteks Adat, Agama, dan Budaya. Apalagi, Seririt merupakan salah satu daerah di Kabupaten Buleleng yang memiliki masyarakat heterogen. Sehingga, dalam beberapa materi yang disajikan, kerukunan dan kedamaian diatas multikulturalisme menjadi salah satu prioritas.

“Dengan perkembangan digital, masyarakat harus bisa memilah dan memilih terhadap informasi untuk menghindari konflik. Dengan keberadaan STAHN kita ingin menanamkan nilai kebaikan, multikulturalisme kedamaian menjadi spirit kita semua,” tegasnya.

Sementara itu, dalam kegiatan pengabdian masyarakat juga menghadirkan Ketua Dekranasda Buleleng Nyonya Aries Sujati Suradnyana sebagai pembicara. Menurutnya, program kegiatan yang diselenggarakan oleh STAHN Mpu Kuturan Singaraja ini merupakan program yang sangat bagus untuk dikembangkan khususnya bagi para pedagang.

Dalam hal ini para pedagang yang kurang memahami teknologi yang sedang berkembang saat ini. Dengan adanya sosialisasi ini dipastikan para pedagang khususnya ibu-ibu mampu bersaing dan lebih berkembang dalam mengelola bisnisnya.

“Sebenaranya program ini fokus untuk agama Hindu, tetapi sudah dibagi menjadi dua yaitu satu untuk agama dan satu untuk masyarakat umum,” jelasnya.

Untuk saat ini pemahaman menyasar kepada kelompok WHDI yang terdapat di Kecamatan Seririt. Dimana  sebagian besar dari anggota WHDI ini juga berprofesi sebagai pedagang yang tergolong kurang memahami teknologi.

Dengan demikian, mereka nantinya harus dibekali dan diberikan solusi terkait dengan pengembangan potensi yang terdapat di dalam diri mereka. Khususnya di bidang pengetahuan teknologi seperti media sosial dan yang lainnya.

“Tentunya mereka akan diberikan tentang kewirausahaan serta bisa memanfaatkan teknologi seperti media sosial ataupun tempat-tempat berjualan secara digital yang ada,” ujar Aries Sujati. (hms)

Comments are closed.