SINGARAJA, HUMAS – Dalam pembelajaran jenjang SD, perlu adanya suatu metode pendekatan ekologi agar siswa dapat mengaitkan antara pelajaran secara teori, dihubungkan dengan kenyataan yang ada sekitar siswa. Maka dari itu, dapat dimasukkan dalam kurikulum sekolah yang relevan dengan ilmu etno-ekologi di dalam suatu pembelajaran.
Hal itu terungkap saat Prodi Pendidikan Guru Sekolah dasar (PGSD) STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat di Wilayah Kecamatan Sukasada selama dua hari 11 dan 12 April 2022. Ada beberapa sekolah yang menjadi sasaran Program Pengabdian, yakni SD N 1 Pancasari, SD N 1 Pancasari, SD N 3 Pancasari, SD N 4 Pancasari, serta SD N 1 Wanagiri.
Kaprodi PGSD I Made Adi Nugraha Tristaningrat, M.Pd menjelaskan, Pengabdian kepada masyarakat ini mengambil tema Workshop dan Implementasi Merdeka Belajar dengan Pendekatan Etno-Ekologi, sebagai upaya Pembentukan Karakter Siswa Peduli Lingkungan.
Menurutnya, Ilmu etno-ekologi merupakan adaptasi dari ilmu geografi, dimana ilmu geografi memiliki cakupan yang luas sehingga dibutuhkan suatu bidang ilmu yang spesifik terfokus pada fenomena yang terjadi di ruang aktifitas manusia. Dalam kajian antara manusia dan lingkungan alam ini maka digunakanlah Pendekatan Ekologi (Ecological Approach).
“Berbagai masalah yang terjadi dan berkaitan dengan lingkungan alam harus segera dicarikan solusi agar dampak buruknya tidak berimbas terhadap kelangsungan hidup manusia nantinya. Maka diperlukan suatu upaya nyata agar lingkungan yang sudah mulai rusak ini tidak mengalami kerusakan yang lebih parah tetapi menjadikannya lebih baik lagi,” jelasnya.
Adi Nugraha mengatakan, Pendidikan yang dapat diintegrasikan dalam kurikulum sekolah guna meningkatkan kepedulian manusia terhadap lingkungan alam adalah pendidikan lingkungan hidup. Melalui pendidikan lingkungan hidup, diharapkan peserta didik dapat belajar cara mengelola lingkungan alam dan menjadi sumber daya manusia yang mampu melaksanakan prinsip dari pembangunan berwawasan lingkungan dalam pendidikan lingkungan hidup, pemahaman siswa harus melalui pembelajaran konsep-konsep yang kontekstual pada peserta didik.
“Maka dari itu yang kita sasar adalah iswa SD. Ini bisa membantu siswa memahami kaitan antara materi secara teori dan situasi dunia nyata, serta dapat memotivasi siswa untuk mencari hubungan anatara pengetahuan yang telah didapat dan cara penerapannya di kehidupan sehari-hari dan melihat potensi lingkungan sekitar khususnya lingkungan hidup,” ujarnya.
Kegiatan ini disertai dengan penandatanganan MoU antara STAHN Mpu Kuturan Singaraja dengan Disdikpora Kabupaten Buleleng Koordinator Wilayah Sukasada, dan penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama antara Prodi PGSD STAHN Mpu Kuturan Singaraja dengan 4 Sekolah yakni SD N 1 Pancasari, SD N 3 Pancasari, SD N 4 Pancasari, serta SD N 1 Wanagiri. (hms)