Menguak Relasi Naskah Bali dan Jawa, Jurusan Brahma Widya Gelar Kuliah Umum

PKKMB STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Sedana: Jangan Ada Kekerasan Verbal dan Non Verbal
August 14, 2023
The 1st International Conference on Religious Study, Interculturality, Philosophy, and Education (ICoRIPE)
September 4, 2023

SINGARAJA, HUMAS – Jejak Peradaban suatu bangsa tidak bisa lepas dengan karya susastra yang muncul dari setiap masanya. Naskah-naskah yang ditemukan bisa menjadi kunci dalam menguak identitas bangsa pada masa tersebut.

Memahami hal tersebut Jurusan Brahma Widya STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja melakukan inisiatif untuk menggali bagaimana hubungan naskah-naskah yang ada di Bali dengan Jawa melalui kuliah umum bertajuk Selayang Pandang Pernaskahan Nusantara, Senin (28/08) di Aula Rektorat STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja. Kegiatan tersebut menghadirkan seorang akademisi dari Universitas Negeri Yogyakarta Ghis Nggar Dwiadmojo yang memiliki keahlian dalam penelitian naskah-naskah Jawa Kuna dan Jawa Baru.

Ketua Jurusan Brahma Widya Dr. Drs. I Wayan Gata, M.Pd dalam sambutannya, menyebut bahwa seorang yang akan lulus sebagai sarjana Filsafat dan Teologi Hindu hendaknya memiliki kemampuan dalam menggali pengetahuan Hindu dalam naskah-naskah yang diwariskan oleh para pujangga terdahulu. Selain itu ia juga menjelaskan kegiatan ini merupakan wujud kerjasama yang telah dilakukan STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja dengan Universitas Negeri Yogyakarta.

“Para mahasiswa di Jurusan Brahma Widya yang saat tamat memiliki menggelar sarjana Filsafat atau Teologi Hindu harus bisa mencari nilai-nilai yang terdapat dalam lontar-lontar yang kita miliki dan disebarluaskan kepada masyarakat,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Kaprodi Filsafat Hindu I Made Gami Sandi Untara, S.Fil.H., M.Ag. Menurutnya, kuliah umum ini sebagai bentuk materi tambahan yang penting bagi mahasiswa di Jurusan Brahma Widya. “Kuliah umum ini sangat bagi bagi mahasiswa kami di Jurusan, karena ada beberapa mata kuliah yang bersinggungan langsung dengan naskah-naskah di Nusantara. Kami sangat berharap semangat rekan-rekan mahasiswa terus terjaga, karena kegiatan ini juga dilaksanakan sebagai pancingan awal untuk memasuki tahun ajar baru bagi mahasiswa,” tuturnya

Sementara itu, Ghis Nggar Dwiadmojo dalam pengantar awal materi menjelaskan terdapat relasi yang kuat antara naskah yang ada di Bali dengan di Jawa. walaupun banyak naskah di Bali bersumber dari naskah di Jawa, namun sempat beberapa waktu lamanya naskah di Jawa mengalami kondisi yang kosong atau tidak berkembang. Bahwa ia harus mencari banyak sumber naskah dari Bali untuk melengkapi beberapa penelitian yang dilakukannya. ia juga menyatakan naskah yang tersimpan di Bali saat ini sudah disimpan secara apik, sehingga memudahkan untuk melakukan kajian secara filologi.

“Naskah yang ada di Bali itu memiliki hubungan yang erat dengan naskah di Jawa, ini dilihat dalam penggunaan aksara jawa kuna yang muncul dalam naskah-naskah di Bali. Walau kita ketahui bersama naskah di Bali banyak bersumber dari naskah di Jawa, namun naskah di bali tetap berkembang,” jelasnya.

“Beda dengan di Jawa yang sempat melewati masa kekosongan sekitar 250 tahun lamanya. Saya sendiri sempat mencari untuk melakukan kajian naskah di Bali, karena penyimpanan naskah di Bali sudah baik dan memudahkan saya melakukan kajian Filologi yang memerlukan beberapa naskah untuk mencari naskah yang paling tetap,” imbuh pria asal madiun ini.

Komang Candrani Dewi salah seorang mahasiswa menilai kegiatan kuliah umum sangat bermanfaat dalam menambah wawasan mahasiwa tentang pengetahuan pernaskahan. ia juga mendapat pemahaman baru dari pemateri tentang ilmu filologi yang sebelumnya sudah digunakan dalam beberapa perkuliahan sebelumnya. ilmu ini nantinya akan dijadikan tambahan bahan dalam penyusunan berbagai penugasan oleh dosen-dosen pengempu mata kuliah yang berhubungan dengan teks atau naskah.

“kegiatan hari ini menjadi sangat bermanfaat bagi kami mahasiswa di Jurusan Brahma Widya, khususnya dikaitkan dengan mata kuliah yang mengkaji naskah atau lontar. saya juga mendapat tambahan pemahaman tentang ilmu filologi yang di beberapa perkuliahan sempat muncul kajian filologi. Tambahan materi dari bapak Ghis akan menjadi bahan bagi saya dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah dari dosen yang mengampu mata kuliah berkaitan dengan teks dalam lontar-lontar,” ungkap mahasiswa semester V itu. (hms)

Comments are closed.