Ketua Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan Singaraja Dr. I Gede Suwindia, M.A mewajibkan seluruh civitas akademika STAHN Mpu Kuturan untuk menggunakan pakaian berbahan kain endek setiap hari selasa.
Hal itu sesuai dengan Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali/Kain Tenun Tradisional Bali. Dalam Edaran disebutkan jika, setiap hari selasa diminta untuk menggunakan pakain berbahan kain tenun endek Bali atau kain tenun tradisional Bali, dalam berbagai aktivitas, kecuali jika bertepatan dengan Purnama, Tilem, atau hari jadi Pemerintah Daerah.
Suwindia mengaku akan mendukung edaran tersebut sebagai upaya turut serta menghormati dan mengapresiasi kain tenun endek Bali atau kain tenun tradisional Bali, sebaga budaya kreatif masyarakat Bali. Menurutnya, STAHN Mpu Kuturan sebagai lembaga yang menggerakkan dunia pendidikan sangat mengapresiasi dan mendukung Kebijakan tersebut.
Pada prinsipnya lanjut Suwindia, kebijakan tersebut sejalan dengan nafas Bali untuk melestarikan adat dan budaya yang harus digerakkan dari segala lini. “Dalam konteks agamanya kita sudah bergerak dalam pemberdayaan pendidikan keagamaan, dalam konteks ada dan budaya disinilah sangat sejalan dengan apa yang dilakukan Gubernur dengan mengeluarkan edaran. Tentu apa yang diamanatkan dalam surat edaran itu akan kita laksanakan,”ujarnya.
Dengan demikian, maka akan ada penyesuaian penggunaan pakaian kerja di lingkungan STAHN Mpu Kuturan yang berlaku bagi seluruhnya baik dosen, pegawai dan juga mahasiswa.
“Kalau kemarin kan setiap Rabu wajib batik, Senin putih, Kamis penggunakan pakain adat Bali, Jumat menggunakan olahraga, sekarang Selasa menggunakan endek, jadi lebih variatif lah seragam yang digunakan. Kita tentu dalam konteks akan menyesuaikan,”pungkasnya.