Kementerian Agama RI Gelar FGD Bahas Perubahan Bentuk 11 PTKN

JAKARTA, HUMAS - Kementerian Agama RI menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) terkait perubahan bentuk 11 Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN). FGD ini diadakan sebagai upaya untuk mempersiapkan dan mempercepat transformasi PTKN guna meningkatkan kualitas pendidikan tinggi keagamaan di Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Jenderal Kemenag RI, Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, menekankan bahwa perubahan status PTKN ini bukan sekadar perubahan nama, melainkan membawa konsekuensi logis yang signifikan.

"Perubahan ini kita maknai bukan hanya sebagai perubahan nama, tetapi juga sebagai tanggung jawab untuk mempersiapkan infrastruktur, supra struktur, serta institusi yang kuat. Kebutuhan terhadap personal yang tepat dengan posisi dan waktu yang tepat menjadi bagian penting dari persiapan ini," ujar Prof. Ramdhani.

Ia menambahkan, pentingnya mempersiapkan masa depan dengan baik agar perubahan bentuk ini membawa manfaat besar bagi semua pihak yang terlibat. "Lebih baik kita menyiapkan masa depan agar perubahan bentuk ini membawa hikmah pada kita semua," tutupnya.

Ditempat yang sama, Asisten Deputi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kemensetneg, Hayu Sihwati Lestari, menjelaskan bahwa perubahan bentuk ini harus disertai dengan peningkatan kualitas instansi yang bersangkutan.

"Kami berharap bahwa setiap perubahan ini didukung oleh dasar hukum yang kuat, sehingga lebih mudah untuk menindaklanjuti. Peraturan Presiden ini akan mencabut beberapa Perpres sebelumnya, dan kami ingin memastikan bahwa proses ini berjalan dengan rapi dan sesuai dengan isinya," kata Hayu Sihwati.

Sementara itu, Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI, Prof. Dr. I Nengah Duija, menyampaikan apresiasinya atas kerja keras yang telah dilakukan selama ini. "Perubahan ini bukanlah kebetulan. Dari yang awalnya sembilan menjadi sebelas, ini adalah pencapaian luar biasa setelah penantian panjang. Meskipun suatu saat kita mungkin akan berpisah karena berbagai hal, semangat kebersamaan ini harus tetap terjaga. Saya juga mengapresiasi kerja teman-teman di biro ortala, yang telah menunjukkan kerja keras dan dedikasi luar biasa," ujar Prof. Duija.

Ketua STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja, Prof. Dr. I Gede Suwindia, mengungkapkan rasa syukur dan harunya atas kemajuan yang telah dicapai. "Saya sangat bersyukur, karena sembilan teman-teman ini, bahkan sekarang menjadi sebelas, akhirnya sampai di titik ini. Ini seperti tim sepak bola, jika kurang satu maka tidak lengkap. Semoga kesebelasan ini mampu mencetak gol dengan diterbitkannya Perpres," ujar Prof. Suwindia.

Lebih lanjut, Prof. Suwindia juga mengapresiasi peran penting Sekretaris Jenderal Kemenag RI, Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, yang menurutnya sangat berperan dalam mendukung perjalanan transformasi ini.

"Saya merasa terharu sampai di titik ini, dan mohon arahan dari Bapak. Tanpa dukungan dari Pak Sekjen, mungkin kami tidak akan sampai di sini. Sebagai seorang yang berjuang dari daerah, saya bersyukur memiliki Pak Sekjen yang sangat ngemong dan mendorong kami untuk terus bertumbuh," tambahnya.

Kegiatan FGD ini diharapkan dapat mempercepat transformasi dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi keagamaan di Indonesia, sejalan dengan tujuan Kementerian Agama RI untuk terus meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan keagamaan dalam menghadapi tantangan global. (hms)