SINGARAJA, HUMAS-Pasca merampungkan akreditasi, Prodi Ilmu Komunikasi (Ilkom) STAHN Mpu Kuturan Singaraja langsung tancap gas melakukan benchmarking atau studi banding ke sejumlah perguruan tinggi di Jawa Timur. Upaya ini dilakukan untuk mengembangkan dan meningkatkan Prodi dalam hal Tri dharma Perguruan Tinggi.
Agenda bench marking dilaksanakan terhitung Rabu (2/6) hingga Jumat (4/6) lalu. Sasarannya Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya, Kantor Redaksi Jawa Pos Group dan Universitas Muhammadyah Malang (UMM). Kedua kampus tersebut memiliki Prodi Ilmu Komunikasi dengan akreditasi A.
Kaprodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja I Komang Agus Widiantara M.I.Kom menjelaskan kegiatan ini digelar sebagai tindaklanjut dari evaluasi pasca akreditasi Program Studi yang berlangsung pada April 2021 lalu.
Menurutnya, masukan-masukan assesor terkait pengembangan Prodi bisa ditempuh melalui kegiatan benchmarking ke kampus-kampus yang telah memiliki kualitas baik pada Prodi Ilmu Komunikasi.
“Selain bagian dari evaluasi akreditasi, kegiatan ini juga mencari role model pengembangan kurikukum, membangun kerjasama perguruan tinggi, hingga kolaborasi akademik di kemudian hari,” katanya.
Selama kegiatan benchmarking berlangsung, banyak inspirasi yang sudah diinventarisir dalam pengembangan Prodi Ilmu Komunikasi. Mulai dari iklim kreatif proses pengajaran mahasiswa berbasis based project (praktik). Kemandirian mahasiswa dalam mengekplorasi dan mengoptimalkan laboratorium Prodi. Hingga kemampuan para dosen beradaptasi dan berinovasi dalam pembelajaran sehingga mahasiswa memiliki pengayaan dan skill yang cukup.
“Benchmarking menjadi kunci agar dosen kami di Prodi Ilmu Komunikasi lebih open minded, kreatif, keluar dari zona nyaman dan memberikan pengajaran yang relevan. Sehingga kedepan keahlian mahasiswa kami, link and match dengan dunia industri,” harapnya.
Kegiatan yang digelar tidak semata melakukan benchmarking, tapi juga media visit di Jawa Pos Group di Surabaya. Media Vist digelar agar untuk mengetahui tren media saat ini ditengah gempuran digitalisasi pada media mainstream dan yang tidak kalah penting adalah kurikulum-kurikulum relevan terkait jurnalistik, sehingga para dosen bisa menterjemahkan hal tersebut dalam proses pembelajaran di kampus.
“Yang tidak kalah penting kami ingin mendekatkan dunia industri seperti Jawa Pos sebagai Lab. mahasiswa kami saat menggelar praktikum. Khususnya dalam persiapan merdeka belajar,”tutupnya. (hms)